ilmu · kesehatan · pernikahan · promil

Pre Eklampsia

Kehamilan ku sudah masuk bulan ke delapan. Badan yang semakin berat, bengkak di sejumlah area tubuh membuatku bertanya-tanya, apa iya semua kehamilan seperti ini?

IMG-20180410-WA0000.jpg
penampakan kaki bengkak

Penurunan stamina dari kehamilan bulan ke tujuh hingga ke delapan aku sampaikan ke dokter obgyn langgananku namun menurut beliau pantau saja jika tensi saya tinggi berarti saya harus waspada dan kembali ke dokter segera. Lalu saya diingatkan untuk segera cek lab karena sudah masuk ke tri semester ketiga, cek lab tsb diberikan dokter sebagai cek platform yang wajib diambil seluruh ibu hamil yang kontrol ke klinik tsb. Cek lab nya berupa cek gula darah dan urin puasa, cek gula darah dan urin setelah 1 jam dan cek gula darah dan urin setelah 2 jam.

Berapa minggu kemudian saya cek lab dan hasilnya saya sampaikan ke kakak ku yang juga seorang dokter. Menurut beliau dari hasil cek urin saya yang keruh dan ada kandungan protein itu pertanda tidak bagus. Entah ada feel apa hingga akhirnya saya ke guardian di jam istirahat kantor untuk cek tensi dan hasil yang didapat tidak bagus pula. tensi saya tinggi 159 per 100.

IMG-20180406-WA0006.jpg
tensi sebelum masuk IGD

Akhirnya saya segera kirim pesan ke dokter obgyn saya menyampaikan hasil lab dan tensi tsb. Sayangnya pesan tsb baru direspon di keesokan harinya. Dokter menyampaikan kalau saya harus segera ke RS tempat dimana dokter sedang praktek di hari sabtu tsb. Syukurnya saya pernah kontrol di RS tsb jadi bukan hal baru untuk mencari lokasi dan mengurus admin pendaftaran di saat emergency seperti ini.

Setelah tiba di RS disampaikan saya terkena pre eklampsia dan untuk menghindari kejang saya harus segera mendapatkan tindakan di ruang IGD. Tindakan yang diberikan pun ada 3 macam: pertama saya harus mendapatkan obat penurun tensi segera, obat dimasukkan lewat infus untuk mendapatkan respon cepat ke tubuh. Kedua saya harus mendapatkan pematangan paru untuk bayi. Ketiga suster harus memantau EKG bayi dan aktivitas bayi khususnya 1×24 jam. Siapa yang menduga jika ternyata saya harus bermalam di RS. Entah mengapa pada hari itu saya muntah-muntah sesudah makan siang dan makan malam rasanya sulit untuk makan dan tidak nafsu untuk mengisi perut kembali karena khawatir mual akan datang sesudah saya makan. Alhasil badan semakin lemas dan mungkin menjadi stress. Hasil pantauan tensi pun tidak semakin membaik/turun walau dosis obat penurun tensi sudah dinaikkan.

IMG-20180407-WA0009.jpg
Tindakan pematangan paru untuk bayi. Efek setelah disuntikan ke badan, panas menjalar dari tangan hingga muka memerah. Tangan yang diberikan suntikan akan terasa pegal-pegal.

Perlu saya paparkan juga berdasarkan informasi literatur kedokteran yang saya baca pre eklampsia merupakan komplikasi yang relatif sering didapatkan selama kehamilan, yaitu sekitar 2-8 dari 100 kehamilan (2-8%). Pre eklampsia ini merupakan keadaan yang hanya didapat selama kehamilan (setelah kehamilan usia 20 minggu) sampai dengan 6 minggu pasca persalinan. Pre eklampsia dapat memiliki dampak buruk untuk jangka pendek dan panjang terhadap diri anda (ibu hamil) dan juga janinnya.

Apakah penyebab dari pre eklampsia?

Penyebab pasti pre eklampsia tidak diketahui namun pada dasarnya masalahnya terdapat di plasenta (ariari). Plasenta inilah yang menghubungkan ibu hamil dengan janinnya dan plasenta pulalah yang menyalurkan makanan dan oksigen dari darah ibu hamil ke janinnya.

Pada pre eklampsia, plasenta tidak mendapatkan darah yang cukup dari anda sehingga tidak dapat memenuhi jumlah sesuai kebutuhan.

Bagaimana pre eklampsia dapat mempengaruhi saya?

Kebanyakan wanita dengan pre eklampsia hanya sedikit terkena, namun hanya sebagian kecil wanita terkena komplikasi serius pre eklampsia (kejang / eklampsia).

Diagnosis pre eklampsia pada dasarnya ditegakkan atas dasar:

  • tekanan darah tinggi
  • Adanya protein yang bocor dan masuk ke dalam urin

Bagaimana pre eklampsia dapat mempengaruhi janin saya?

Pada beberapa keadaan pre eklampsia, janin bisa saja dapat tetap sehat. Namun pada beberapa keadaan, janin perlu dipantau untuk pasokan nutrisi dan oksigen untuk pertahankan pertumbuhannya dalam rahim. Terkadang pada pre eklampsia berat, janin perlu dilahirkan lebih dini sehingga masih dalam keadaan prematuritas.

Apakah saya berisiko?

Pre eklampsia pada dasarnya dapat mengenai siapa saja, namun terdapat beberapa faktor risiko seperti:

  • Kehamilan pertama
  • Bila anda, ibu anda atau saudara perempuan anda memiliki riwayat pre eklampsia
  • Anda memiliki indeks massa tubuh 35 atau lebih
  • Usia anda 40 tahun atau lebih
  • Kehamilan multipel seperti kembar 2, 3 atau lebih
  • Memiliki masalah medis seperti masalah pada ginjal atau diabetes
  • Kehamilan bayi tabung / IVF

img_20180503_184302.jpg

Pantauan kondisi saya disampaikan suster ke dokter dan pada jam 10 malam dokter menemui kami dan menyampaikan kemungkinan yang harus kami hadapi selanjutnya. Bayi ini harus segera dilahirkan dengan operasi caesar  dan untuk bayi memerlukan ruang perawatan khusus NICU dan itu tidak tersedia di RS di tempat saya saat ini berada. Dokter menanyakan alternatif RS swasta atau RS negeri /BPJS mana saja yang ingin kami ambil untuk tindakan tersebut. Suami dan saya sepakat untuk mengambil plafon dari BPJS.

Pertama kami mendatangi RS Fatmawati lewat telefon mereka menginfokan bersedia mengambil tindakan SC. Namun setelah cek protokoler pasien berupa cek darah dan tensi di ruang IGD kami pun mendapatkan tolakan dari bagian perawatan anak NICU RS yang info ruangan pada saat tersebut sedang full. Sigh.. kenapa hal tersebut tidak disampaikan dari awal sebelum kami berangkat ke sana. Akhirnya mobil ambulance serta suster berlanjut mengantar kami ke RSCM. Syukur alhamdulillah dari pihak RS UIN, salah satu dokter IGD di RS Fatmawati maupun dokter konsul saya mau membantu proses tsb hingga akhirnya saya bisa masuk di IGD RSCM. Dokter kontrol saya memberikan rujukan emergency untuk ke RSCM dan syukurnya saya bisa diterima masuk untuk tindakan tsb. Perlu di info juga seharusnya untuk bisa masuk ke RSCM harus melalui faskes pertama pasien. Dan saya tidak melalui lajur tersebut. Mungkin disini kebaikan ilahi yang telah membantu saya lewat orang-orang yang mengasihi saya.

Masuk ke RSCM di minggu pagi hari dan harus mengulang protokoler pemeriksaan dasar pasien seperti cek darah dan kontrol obat tensi kembali oleh dokter di RSCM, melanjutkan pemeriksaan dokter tsb akhirnya saya dijadwalkan untuk langsung operasi di sore harinya.

Pada jam 5 sore hari minggu tanggal 8 April 2018 lahir putri kami yang kami beri nama Puti Alesea Aafiyah. Lahir dengan berat 1700 gr dan panjang 40 cm. Karena lahir prematur dengan caesar maka tidak ada IMD dan saya baru bisa melihat bayi Sea 3 hari setelah di rawat di RSCM mengingat saya masih masa pemulihan dan bayi berada di ruang intensif. Hanya suami yang kerap memberi kabar dari hasil visitnya.

Betapa dua hari sabtu dan minggu 7 – 8 April tsb berjalan seperti naik wahana roller coaster. Begitu menegangkan untuk kami berdua. Suami yang kalang kabut mengurus hal mendadak dengan admin RS dan kebutuhan saya, ditambah lagi sibuk memenuhi pertanyaan dari pihak keluarga terutama dari keluarga ku. Dan bagiku yang pertama kali merasakan mobil ambulance dan berbaring di dalamnya, terguncang-guncang karena mobil menerabas jalanan ibukota yang syukurnya lalu lintas minggu pagi hari tidak macet seperti hari biasa lalu menghadapi suntikan dan jarum berkali-kali rasanya sudah bikin ngilu sekali. Belum lagi operasi caesar saya harus merasakan namanya anestesi lokal pada tulang belakang saya, bagaimana badan saya menggigil selama proses operasi berlangsung.  Belum lagi pasca operasi dan bagaimana saya melewati masa pemulihan. Bersyukur sekali lepas dari puasa dan bisa minum air sebanyak-banyaknya dan bagaimana rasanya harus ke toilet sendiri selepas penggunaan kateter sementara bekas jahitan masih terasa ngilu dan membuat badan kaku untuk digunakan aktivitas biasa seperti bangun dari tempat tidur, duduk, tertawa apalagi  berjalan. Tapi semua rasa itu tidaklah ada apa-apa nya jika dibandingkan dengan kebahagian mendapatkan anak yang sehat.

Setelah 2 hari istirahat saya bertekad bisa jalan ke kamar kecil sendiri dan itu perjuangan. Suami dengan sabar mentatah untuk pertama kali melakukan kegiatan tsb. Dia kerap mengingatkan agar saya bisa segera pulih untuk bisa menjenguk bayi, dan itu menjadi semangatku.

Saya keluar RSCM pada hari Selasa sore hari, sempat mencicipi ruang kelas 1 dari BPJS ku walau hanya untuk beberapa jam saja. Selepas dari ruang IGD saya ditempatkan di kamar kelas 3, kamar berkapasitas 6 orang dan saat itu saya menjadi pasien ke-6 yang mengisi kasur paling ujung.

Ruang kelas 1 kasurnya lebih empuk, kapasitas nya maksimal 4 orang namun pada saat itu hanya terisi untuk dua pasien saja. Di kamar tersedia dispenser air panas dan air dingin juga tersedia tv.

IMG-20180410-WA0002.jpg

Saat meninggalkan bayi Sea ku di RSCM rasanya sedih sekali. Selama sebulan bayi Sea tinggal di perina RSCM tapi aku harus kuat dalam hati saya tekankan Sea saat ini berada di tangan suster dan dokter yang mumpuni, jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Seharusnya saya bersyukur karena moment ini harus saya manfaatkan untuk memulihkan diri dahulu. Tensi saya masih tinggi hingga kurang lebih 2 minggu pasca operasi. Dan selama 2 minggu itu pula tubuh saya seperti di restart untuk pemulihan. Di malam hari saya buang air kecil hingga 5 kali dan itu ternyata berefek pada bengkak-bengkak di tubuh yang berangsur-angsur hilang. Setelah bengkak berkurang, tensi saya pun membaik.

Setiap hari saya rutin ke RSCM untuk menyetorkan ASI juga memberikan kangaroo mother care untuk Sea. Asi yang masih belum banyak namun saya usahakan rutin pompa untuk memancing asi bertambah lagi dan lagi. Ibu-ibu dan suster di perina mengingatkan untuk tidak stress, makan rutin dan perbanyak sayur, buah dan minum air putih (bukan kopi atau teh ya).

Dari hari ke hari rutinitas dan prioritasku untuk selalu ada dekat Sea dan memberikan Asi terbaik untuknya. Target ku adalah menaikan berat badan Sea agar dia bisa keluar RS segera. Target bb agar Sea bisa segera lulus dari perina harus melampaui 1900 gram.

Dan untuk mendukung asi melimpah harus didukung makan yang banyak. Dan selama berada di RSCM jadwal makan kadang jadi terabaikan. Mengingat saya berada di RS sama seperti jam orang kantoran jadi saya harus menyiapkan budget untuk makan siang di RS. Kantin di RSCM terbatas dan relatif mahal, beberapa ibu-ibu pejuang perina RSCM banyak membawa bekal dari rumah untuk mengatasi hal tersebut. Saya terkadang bawa bekal tapi kalau tidak sempat terpaksa jajan di RSCM. Hampir semua kantin sudah saya coba, kecuali food truck yang berada di RSCM Kiara. Di RSCM Kencana saya menemukan 1 cemilan favorit bernama mochi kacang. Ini semacam hiburanku kalau lagi ada di RSCM.

IMG_20180503_183448.jpg

Selama sebulan RSCM jadi rumah keduaku dan saya menerima sodara dan teman yang menjenguk di lobby RSCM Kencana yang luas. Terima kasih atas perhatian dan dukungannya karena jujur kalau sudah pulang ke rumah dan tidak menemui anak dan suami bawaannya jadi mewek. Sampai-sampai mama ku yang berlatih menyanyi lagu inang di rumah bikin aku sesunggukkan dibuatnya.

Fokus kami sebagai orang tua adalah bagaimana bayi prematur ini bisa berkembang selayaknya bayi normal lainnya. Perjuangan Sea menjadi perjuangan kami sekarang sebagai orang tua yang akan terus mendampinginya hingga dewasa. Dalam post selanjutnya saya akan fokuskan pembahasan orangtua bayi prematur. Sekarang Sea sudah gemukan dan semoga terus sehat sesuai namanya aafiyah. Sehat-sehat terus ya nak.

“There is nothing as powerful as mother’s love, and nothing as healing as a child’s soul.”

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.